Berawal dari menjadi salah satu panitia dalam acara sharing alumni yang
diselenggarakan di Teknik Sipil Undip. Aku tertegun dengan pengalaman pembicara
yang merupakan salah satu alumni teknik sipil undip angkatan 1995. Pak Eko
namanya, beliau adalah seorang konsultan pada salah satu perusahaan konsultan engineer servicing oil dan gas yang
focus pada bangunan offshore yang berada di Negara Brunei Darussalam. Setelah beliau menamatkan
pendidikannya di Teknik Sipil Undip pada tahun 1999 dengan spesifik ahli di
bidang jalan dan jembatan . beliau tidak langsung bekerja pada bidang
ditekuninya yaitu menjadi seorang engineer sipil. Setelah bingung mencari tempat kerja yang cocok dimana beliau
harus melangkah, akhirnya beliau memutuskan untuk bekerja menjadi tentor di
salah satu lembaga pendidikan. Setelah 2 bulan berjalan, akhirnya menemukan tempat yang cocok di salah satu perusahaan
yang bergerak dibidang kontraktor yaitu perusahaan Bukaka dengan spesialis
jalan dan jembatan. Tak lama kemudian sekitar 5 tahun, beliau akhirnya keluar
dari perusahaan tersebut dan mendaftar di salah satu perusahaan konsultan
bidang offshore, beliau nekat mendaftar
padahal itu bukan bidangnya yaitu spesailais jalan dan jembatan
sedangkan perusahaan tersebut adalah perusahaan konsultan yang lebih banayak
bergerak dalam bidang struktur bangunan lepas pantai. Beliau tak pernah belajar
tentang struktur, struktur baja, analisa struktur dsb. Entah karena itu menjadi
jalan dan rezeki beliau, akhirnya beliau pun lulus dan diterima diperusahaan konsultan yang cukup bonafit di bidang
offshore tersebut padahal beliau tidak tahu sama sekali tentang dunia struktur.
Beliau pun tak mengira kenapa aku yang
hanyat tahu tentang gimana cara desain jalan dan jembatan tetapi sekarang harus
berhadapan dengan bangunan offshore yang notabene bidang yang bukan
spesialisnya beliau dan kenapa aku bisa diterima disini. Akhirnya dengan ulet
belajar tahap ber tahap selama bekerja akhirnya
beliau mampu menajdi seperti sekarang menjadi seorang engineer bangunan lepas
pantai offshore. Beliau berkata, “ Inilah jalan ku yang sesungguhnya, Allah
telah merubah dan menunjukkan jalan ku yang terbaik”.
Dari salah satu kisah nyata diatas, kita bisa mendapatkan sedikit
gambaran begitu mudahnya Allah merubah jalan nasib seseorang. Mungkin
kawan-kawan sering kali mendengar kalimat “Allah swt cukup berkata kun faya
kun, maka berubahlah dia sesuai dengan kehendak Allah. Apakah ini merupakan
salah satu kekuasaan Allah swt yang begitu besar hingga Allah dengan mudah
memberikan jalan yang terbaik bagi hambanya yang taat. Saya pernah ingat pesan
dari ibu saya, bila seseorang telah menemukan jalan atau rezekinya maka akan
diberi kemudahan dia dalam mencapai jalan tersebut walau hal itu memang tidak
sesuai dengan apa yang menjadi kemampuannya. Inilah salah satu tanda
kekuasaaan, kasih sayang dan hadiah Allah pada hambanya yang taat. Maka jangan
khawatirlah kepada setiap tantangan yang sekarang kita hadapi, karena mungkin itu
merupakan sebuah jalan yang insyaallah itu merupakan jalan rezeki kita. Seperti
Ustad Yusuf Mansyur pernah mengataka, “
kita jangan malu memohon apapun sama allah, KENAPA HARUS MALU?? curahkanlah
segala masalahmu kepada Allah dan mintalah apapun sama Allah, yakinlah Allah
pasti mendengar dan mengabulkan doa kita”.
Allah tak akan pernah bosan mendengarkan segala pilu kesah hambanya
karena pada dialah sat-satunya tempat
kita memohon dan mengadu meminta pertolongan.
Saya mendapat pelajaran berharga ketika pak eko memberikan tips kunci
sukses. Kata beliau kunci sukses itu ibarat lima jari tangan, empat kunci itu merupakan sifat tauladan
Rasulullah saw yang diibaratkan empat jari kita yaitu jari manis,kelingking, jari
tengah dan telunjuk. yaitu :
- Sidiq (Jujur)
- Tabligh (menyampaikan/pandai berkomunikasi)
- Amanah
- Fathonah (Cerdas)
Setelah memiliki sifat-sifat seperti
diatas maka jari terakhir yang belum disebutkan yaitu ibu jari. Ibu jari
Itulah ibarat hasil dari kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Kalian bisa
membayangkan melakukan segala aktivitas tanpa peranan dari ibu jari, misalnya
menulis sesuatu. Kalian pasti tidak mungkin menulis dengan sempurna bahkan akan
kesulitan untuk melakukannya. Itulah hasil puncak yang diibaratkan sebagai ibu
jari tangan kita.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Sungguh penulis masih
banyak kekhilafan yang harus semakin belajar dan semakin memperdalam ilimu.
Yakinlah segala kekuasaaan Allah, mudah-mudahan kita termasuk hamba yang taat
yang akan selalu diberi kemudahan jalan dan petunjuk terbaik kita untuk rezeki atau kerja kita
nanti. Amin..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar