Kamis, 08 Desember 2011

Yakinlah Kepada Kekuasaan Allah… Kenapa harus malu kepada Allah??


Berawal dari menjadi salah satu panitia dalam acara sharing alumni yang diselenggarakan di Teknik Sipil Undip. Aku tertegun dengan pengalaman pembicara yang merupakan salah satu alumni teknik sipil undip angkatan 1995. Pak Eko namanya, beliau adalah seorang konsultan pada salah satu perusahaan  konsultan engineer servicing oil dan gas yang focus pada bangunan offshore yang berada di Negara  Brunei Darussalam. Setelah beliau menamatkan pendidikannya di Teknik Sipil Undip pada tahun 1999 dengan spesifik ahli di bidang jalan dan jembatan . beliau tidak langsung bekerja pada bidang ditekuninya yaitu menjadi seorang engineer sipil. Setelah bingung  mencari tempat kerja yang cocok dimana beliau harus melangkah, akhirnya beliau memutuskan untuk bekerja menjadi tentor di salah satu lembaga pendidikan. Setelah 2 bulan berjalan, akhirnya menemukan  tempat yang cocok di salah satu perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor yaitu perusahaan Bukaka dengan spesialis jalan dan jembatan. Tak lama kemudian sekitar 5 tahun, beliau akhirnya keluar dari perusahaan tersebut dan mendaftar di salah satu perusahaan konsultan bidang offshore, beliau nekat mendaftar  padahal itu bukan bidangnya yaitu spesailais jalan dan jembatan sedangkan perusahaan tersebut adalah perusahaan konsultan yang lebih banayak bergerak dalam bidang struktur bangunan lepas pantai. Beliau tak pernah belajar tentang struktur, struktur baja, analisa struktur dsb. Entah karena itu menjadi jalan dan rezeki beliau, akhirnya beliau pun lulus dan diterima diperusahaan  konsultan yang cukup bonafit di bidang offshore tersebut padahal beliau tidak tahu sama sekali tentang dunia struktur. Beliau pun tak mengira kenapa  aku yang hanyat tahu tentang gimana cara desain jalan dan jembatan tetapi sekarang harus berhadapan dengan bangunan offshore yang notabene bidang yang bukan spesialisnya beliau dan kenapa aku bisa diterima disini. Akhirnya dengan ulet belajar  tahap ber tahap selama bekerja akhirnya beliau mampu menajdi seperti sekarang menjadi seorang engineer bangunan lepas pantai offshore. Beliau berkata, “ Inilah jalan ku yang sesungguhnya, Allah telah merubah dan menunjukkan jalan ku yang terbaik”.
Dari salah satu kisah nyata diatas, kita bisa mendapatkan sedikit gambaran begitu mudahnya Allah merubah jalan nasib seseorang. Mungkin kawan-kawan sering kali mendengar kalimat “Allah swt cukup berkata kun faya kun, maka berubahlah dia sesuai dengan kehendak Allah. Apakah ini merupakan salah satu kekuasaan Allah swt yang begitu besar hingga Allah dengan mudah memberikan jalan yang terbaik bagi hambanya yang taat. Saya pernah ingat pesan dari ibu saya, bila seseorang telah menemukan jalan atau rezekinya maka akan diberi kemudahan dia dalam mencapai jalan tersebut walau hal itu memang tidak sesuai dengan apa yang menjadi kemampuannya. Inilah salah satu tanda kekuasaaan, kasih sayang dan hadiah Allah pada hambanya yang taat. Maka jangan khawatirlah kepada setiap tantangan yang sekarang kita hadapi, karena mungkin itu merupakan sebuah jalan yang insyaallah itu merupakan jalan rezeki kita. Seperti Ustad Yusuf Mansyur pernah  mengataka, “ kita jangan malu memohon apapun sama allah, KENAPA HARUS MALU?? curahkanlah segala masalahmu kepada Allah dan mintalah apapun sama Allah, yakinlah Allah pasti mendengar dan mengabulkan doa kita”.  Allah tak akan pernah bosan mendengarkan segala pilu kesah hambanya karena pada dialah sat-satunya  tempat kita memohon dan mengadu meminta pertolongan.
Saya mendapat pelajaran berharga ketika pak eko memberikan tips kunci sukses. Kata beliau kunci sukses itu ibarat lima jari tangan,  empat kunci itu merupakan sifat tauladan Rasulullah saw yang diibaratkan empat jari kita yaitu jari manis,kelingking, jari tengah dan telunjuk. yaitu :

  1. Sidiq (Jujur)
  2. Tabligh (menyampaikan/pandai berkomunikasi)
  3. Amanah
  4. Fathonah (Cerdas)


Setelah memiliki sifat-sifat seperti  diatas maka jari terakhir yang belum disebutkan yaitu ibu jari. Ibu jari Itulah ibarat hasil dari kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Kalian bisa membayangkan melakukan segala aktivitas tanpa peranan dari ibu jari, misalnya menulis sesuatu. Kalian pasti tidak mungkin menulis dengan sempurna bahkan akan kesulitan untuk melakukannya. Itulah hasil puncak yang diibaratkan sebagai ibu jari tangan kita.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Sungguh penulis masih banyak kekhilafan yang harus semakin belajar dan semakin memperdalam ilimu. Yakinlah segala kekuasaaan Allah, mudah-mudahan kita termasuk hamba yang taat yang akan selalu diberi kemudahan jalan dan petunjuk  terbaik kita untuk rezeki atau kerja kita nanti. Amin..:)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar